bisnis internet
bisnis online

Image Widget

Image Widget

PUSKESMAS SIDAMULIH

Separat existentie 2010 Unee MYT por scientie, musica, sport etc, litot Europa usa li sam Vocabular Lingues, differe solmen in li grammatica, li pronunciation. Delete this widget in Dashboard and add yours. This is just an example. Read More

Cari Blog Ini

0 komentar

SIDIK JARI KEAJAIBAN AL-QUR'AN

Selasa, 31 Agustus 2010

Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari



Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.
Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
0 komentar

SETING MODEM MOBIL,CDMA,GSM,FLEXI,ESIA,FREN

SETTING MODEM CDMA FLEXI & ESIA

Halo teman-teman, ini cara setting internet dial bagi para pengguna CDMA Telkom Flexi & Esia. Dimana Handphone / handset bisa digunakan sebagai modem.
Disini saya contohkan setting handset telepon biasa.
1. INSTALASI MODEM
Klik menu Start -> Setting -> Control Panel -> Modem
Double klik icon Modem nya.
Klik ADD seperti gambar dibawah ini :
1
2
Langkah berikutnya sama dengan proses pembuatan modem baru. Cek mark “Don’t detect my modem,………” lalu klik “Next
 3



Dikolom “manufacturer”, pilih [standar modem type], pada kolom sebelahnya “Models” pilih “Standard 19200 bps Modem” lalu Klik “Next”.
4

dan pilih port “COM1 atau COM2” sesuai gambar. Klik Next. Lalu klik “Finish”. Instalasi driver modem sudah selesai.
5

6
2. SETTING KECEPATAN MODEM
Klik menu Start -> Setting -> Control Panel -> Modem
Double klik icon Modem nya.
Pilih modem yang sudah terinstall tadi, lalu klik “PropertiesUbah “maxsimun speed” nya menjadi “115200” lalu klik “OK
7
8
3. SETTING DIAL-UP
Klik “My Computer -> Dial-up networking
9
10
 11
  12
13
14
15
 16


Klik. OK.
Jalankan dialer TelkomFlexi.
17
18
 19
20
Klik Ok.
Setelah selesai. Kita akan melihat hasil buatan kita seperti gambar dibawah ini :
22


Klik ” Connect ” untuk konek ke internet, tunggu sampai dia konek. dan Selamat berinternet ria.
Jika anda menggunakan ESIA.
Pake username : esia
password : esia
dan dial number sama : #777
Jika anda menggunakan FREN – Mobile 8.
Pake username : m8
password : m8
dan dial number sama : #777
23
0 komentar

PERPISAHAN KKN

Selasa, 24 Agustus 2010

manonjaya goodbeye..siswa/siswi reguler terima kasih dah bnyak bantu qt2
0 komentar

TUBERKULOSIS

Senin, 23 Agustus 2010

TUBERKULOSIS [
 

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit paling tua yang pernah ada di dunia. Penyebabnya adalah mikrobakterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering mengenai paru-paru tetapi dari 1/3 kasus TB berada di luar paru. Apabila di lakukan terapi secara baik, tuberkulosis sembuh dengan baik, apabila tidak, dalam 5 tahun akan berakibat fatal

ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis merupakan mikrobakteri yang bersifat kompleks, memiliki famili lain yaitu M.bovis (tuberkulosis pada sapi, yang dapat ditularkan melalui susu sapi, dan dapat diperkirakan sebagai penyebab TB gastrointestinal), M.africanum (terdapat pada kasus di daerah Afrika), M.microti (kemampuan lebih rendah dibandingkan keluarga famili lainnya), dan M.caneti (sangat jarang).

M. tuberkulosis merupakan bakteri yang tahan asam, sehingga memerlukan pewarnaan khusus. Perbedaan dengan bakteri lain adalah dinding sel yang memiliki permeabilitas yang sangat rendah, sehingga tidak mudah di tembus oleh antibiotik. Selain itu dinding sel mikrobakterium ini memiliki zat lipoarabinomannan yang merupakan protein yang menyebabkan tidak efektifnya sistem pertahanan tubuh kita dalam menghancurkan mikrobakterium ini.

EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 3,8 juta kasus baru terjadi di negara berkembang, 5 juta kasus di Asia, 2 juta kasus di Afrika, 0,6 juta di Asia tengah, dan 0,4 juta di Amerika Latin.

PATOFISIOLOGI
M.tuberkulosis paling sering di transmisikan oleh penderita TB paru melalui tetesan air liur ke penderit a lainnya melalui batuk, bersin dan berbicara. Tetesan kecil air liur (<10m) dapat bertahan beberapa lama di udara dan masuk langsung ke saluran pernafasan orang lain. Setiap seseorang batuk bisa didapatkan 3000 droplet infeksius.
Untuk terjadi penularan diperlukan kontak yang erat dengan penderita TB. Diperlukan seseorang dengan kadar bakteri 105 bakteri/mL untuk meningkatkan resiko penularan. Pada penderita ini biasanya sudah terjadi suatu kerusakan dari paru-paru yang cukup hebat. Kondisi rumah dengan ventilasi yang sedikit, perputaran udara yang lambat, menjadi faktor penting penularan kuman TB.
 
Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh, bergantung terhadap kemampuan tubuh sendiri untuk dapat mengeliminasi kuman tersebut, hal ini sangat bersifat individu. Apabila kondisi tubuh dalam kondisi yang tidak baik maka akan terjadi infeks primer, hal ini yang biasanya terjadi pada anak kecil, tetapi kemungkinan untuk penularannya kecil. Pada beberapa individu akibat fungsi tubuh yang baik akan membuat mikrobakterium menjadi “tidur”, dan setelah beberapa tahun dimana kondisi tubuh menjadi tidak baik, mikrobakterium akan bangun kembali dan menyebabkan infeksi sekunder, yang bersifat infeksius. Kondisi ini menjadi lebih berat apabila seseorang dewasa yang mendapatkan penyakit HIV yang pada masa kecil mendapatkan infeksi TB.
Insidensi TB paling tinggi pada paruh baya dan remaja muda. Sedangkan pada wanita paling tinggi pada usia 25 – 34 tahun.

MANIFESTASI KLINIS
Tuberkulosa dapat menyerang seluruh tubuh, sehingga gambaran pada masing-masing organ berbeda :

1.    Paru-paru
Pertumbuhan bakteri terjadi di dalam paru-paru, pada anak kecil biasanya berkembang di lobus median dan bawah, disertai pembesaran kelenjar di hilus paru, yang semua ini tampak dari pemeriksaan x-ray dada.
Perjalanan penyakit diawali dengan adanya batuk hilang timbul yang lebih dari 1 bulan, berat badan semakin berkurang cukup pesat, keringat malam, batuk berdahak, batuk berdarah, pembesaran kelenjar, lemah badan, dan nafsu makan berkurang.
Pada anak kecil dan orang dewasa yang mengidap HIV, perjalanan penyakit dapat semakin berat. Kerusakan pada paru akan bertambah luas dan dapat menimbulkan kelainan lain seperti efusi pleura (paru-paru basah, terkumpulnya cairan dalam jumlah lebih dari normalh di rongga antara paru dan rongga dada), kebocoran paru, fibrosis paru, dan abses paru (infeksi TB di perberat dengan infeksi bakteri lain dari udara dan membentuk cairan nanah dalam jumlah besar).
Infeksi sekunder lebih sering terjadi pada dewasa, dari gambaran x-ray dada akan didapatkan gambaran infeksi terutama di daerah apex paru dan segmen posterior karena pada daerah tersebut terdapat kadar oksigen yang tinggi. Kelainan paru dapat berupa bercak hingga terbentuknya rongga akibat hancurnya sebagian paru.


2.    Kelenjar Getah Bening
Bentukan TB ekstrapulmonal yang paling seringa adalah pembesaran dari kelenjar getah bening. Jenis kelainan ini paling sering terjadi pada penderita HIV. Benjolan paling sering terdapat di leher, diatas tulang belikat, solid dan tidak nyeri. Pada perjalanan selanjutnya apabila benjolan mengalami infeksi akan terbentuk bisul dan menyebabkan adanya luka yang tidak sembuh. Pemeriksaan pasti dengan mengambil sebagian contoh dari jaringan yang mengalami pembesaran baik secara biopsi terubuka atau dengan biopsi jarum.
3.    Pleural tuberkulosis
Penyebaran kuman TB ke jaringan pleura dapat terjadi secara langsung dari infeksi paru. Infeksi yang terjadi akan menyebabkan ketidakseimbangan produksi dari cairan pleura sehingga menyebabkan berkumpulnya berlebihan cairan pleura dan menyebabkan efusi pleura. Penalataksaan efusi pleura bergantung dari jumlah dari cairan dan terganggunya sistem pernafasan. Cairan berwarnan kekuningan dan terkadang disertai warna kemerahan.
Pyothorak merupakan salah satu efek samping yang paling berat, kondisi ini disebabkan oleh pecahnya salahsatu bleb yang disertai masuknya bakteri dari luar dan menyebabkan infeksi. Diperlukan drainase yang adekuat disertai pemberian antibiotik, pada akhirnya akibat adanya nanah di rongga dada akan menyebabkan penebalan dari selaput pleura yang akan mengganggu kerja dari sistem pernafasan.

4.    Genitourinaria
Angka kejadian kurang dari 15%, penyebarannya dari paru-paru melalui darah dan berada di sistem urinaria. Keluhan yang timbul dapat berupa nyeri, sering bak, bak berdarah, dan nyeri peinggang, tetapi dapat juga tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Gangguan yang dapat ditimbulkan berupa infeksi saluran kemih akibat adanya infeksi bakteri lain, kerusakan, penyempitan dari saluran kemih, sehingga terjadi gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari kandung kemih. Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan merupakan benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi jarum.
Pemeriksaan dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari saluran kemih. Angka insidensi lebih sering pada wanita dibandingkan dengan pria. Apabila mengenai indung telur, rahim pada wanita atau saluran sperma pada pria dapat menimbulkan kemandulan.

5.    Tulang
Angka kasus mencapai 10%, terutama pada tulang dan sendi, penyebaran juga sama diakibatkan oleh penyebaran dari paru melalui darah. Tulang yang paling sering terinfeksi adalah tulang penahan beban seperti tulang belakang, panggul, dan lutut). Kerusakan yang terjadi pada tulang belakang menimbulkan kerusakan tulang dan menyebabkan kerusakan dari tulang rawan yang berada diantara tulang belakang. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan bentuk dari tulang belakang menjadi lebih miring atau lebih bungkuk. Hal lain yang dapat terjadi adalah pembentukan dari abses dingin sehingga terlihat tulang belakang seperti memiliki punduk. Kerusakan tulang tidak selalu disertai dengan gangguan persarafan. Kerusakan saraf dapat dari hanya sekedar kebas sampai tidak dapat menggerakkan anggota badan. Diagnosa ditegakkan dengan mengambil sedikit jaringan dari abses dingin dan diperiksakan melalui patologi.

6.    Selaput otak
Insidensi infeksi selaput otak hanya 5%. Penyebarannya sama berawal dari paru menyebar melalui darah. Infeksi pada selaput otak akan menyebabkan penurunan kesadaran, nyeri kepala, gangguan sensoris dan kekakuan punduk. Berbeda dengan infeksi biasa, infeks yang disebabkan TB akan berlangsung lebih lama. Salah satu efek samping infeksi ini adalah gangguan sistem aliran cairan otak dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam selaput otak.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan selaput otak dan memeriksakan secara mikroskopis. Pemeriksaan lain seperti CT scan dapat memberikan gambaran yang baik letak dan bentuk penyakit.



7.    Sistem pencernaan
Berbagai teori dikembangkan untuk mencari bagaimana TB dapat masuk ke dalam sistem pencernaan. Didapatkan dua teori yang memungkinkan yaitu : tertelannya dahak yang mengandung TB, dan mengkonsumsi susu sapi yang mengandung Mycobacterium bovis. Usus halus sebelum usus besar merupakan tempat utama infeksi TB pertama kali. Secara klinis akan didapatkan keluhan nyeri, mual, kembung, diare, sumbatan saluran pencernaan, dan teraba benjolan  di perut kanan bawah. Keluhan lain yang sering menyertai adalah demam, keringat malam, dan nafsu makan menurun.
Kelenjar getah bening yang membesar dapat menjadi pecah dan infeksi yang terdapat didalam kelenjar tersebut akan meluas ke rongga abdomen dan penderita akan mengeluh nyeri hebat di seluruh atau sebagian perut.

8.    Lainnya
TB dapat menyerang ke seluruh organ tubuh. Bentukannya dapat berupa kerusakan dari organ tersebut, atau hanya berupa benjolan berupa abses dingin saja. Tempat lain dapat ke mata, jantung dan lainnya.

DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosa diawali oleh kecurigaan terhadap TB melalui anamnesa dan keluhan yang timbul. Pemeriksaan penunjang dapat berupa biopsi baik secara terbuka atau dengan jarum, PPD5TU, pemeriksaan dahak bakteri BTA ataupun kultur

PENGOBATAN 
Diperlukan pengobatan yang tepat dan terus menerus sampai pengobatan berakhir. Tingginya insidensi bakteri TB yang tahan terhadap obat standar diakibatkan pengobatan yang tidak sempurna, sehingga selain penggunaan , dosis obat harus tepat pengawasan dan dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan.


10 Fakta tentang tuberkulosis :
1.    Tuberkulosis menyebar dan menular melalui udara. Apabila tidak diterapi dengan tepat, setiap penderita TB dapat menginfeksi 10 – 15 orang pertahun. 
2.    Lebih dari 2 miliar orang (1/3 populasi dunia), terinfeksi bacilli, mikroba yang menyebabkan TB. Satu dari 10 orang tersebut akan menjadi aktif TB di setengah hidupnya. Mereka yang hidup dengan HIV memiliki resiko lebih tinggi.
3.    Terdapat total angka kematian 1,77 juta manusia akibat TB di tahun 2007 (termasuk 456.000 dengan HIV), setara dengan 4800 kematian tiap hari. TB merupakan penyakit yang sering mengenai orang miskin, bergejala terutama pada usia muda dimana usia produktif seseorang. Angka kematian akibat TB paling banyak di negara berkembang dan setengahnya terdapat di Asia.
4.    TB merupakan penyebab utama kematian pada penderita HIV, dimana terjadi gangguan sistem kekebalan tubuh.
5.    Terdapat 9,27 juta kasus TB pada tahun 2007, dimana 80% terdapat di 22 negara. Angka perkapita insidensi TB secara dunia terus turun, tetapi rata-rata penurunannya sangat rendah, kurang dari 1%.
6.    TB merupakan pandemi. Diantara 15 negara yang memiliki insidensi tinggi TB, 13 negara berada di Afrika, sementara setengah dari semua kasus baru terdapat di 6 negara Asia (Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina).
7.    Multidrug-resistant TB (MDR-TB) merupakan bentuk lain dari TB yang tidak efektif terhadap pengobatan standar pertama. Kasus MDR-TB hampir terjadi di setiap negara.
8.    Terdapat 511.000 kasus baru MDR-TB pada tahun 2007 dengan 56% kasus terdapat pada tiga negara yaitu : Cina, India dan Rusia. Extensively drug-resistant TB (XDR-TB) terjadi ketika didapatkan resistensi terhadap pengobatan standar lini kedua. Pada kasus ini pengobatan akan sangat sulit.
9.    Strategi WHO Stop TB bertujuan untuk mendapatkan seluruh pasien dengan target : pada tahun 2015 prevalensi dan angka kematian TB turun hingga 50% dibandingkan tahun 1990 dan memiliki kecenderungan untuk turun terus menerus. Strategi ini menekankan kepentingan dari sistem kesehatan yang baik dan pentingnya penatalaksanaan yang tepat di Puskesmas daerah endemik TB.
10.    Rencana dunia untuk menghentikan TB 2006 – 2015, di mulai pada Januari 2006, dengan investasi 67 miliar dolar US.
 
0 komentar

POLIOMYELITIS

POLIOMYELITIS
 
Poliomielitis merupakan infeksi dari virus jenis enteroviral yang dapat bermanifestasi dalam 4 bentuk yaitu, infeksi yang tidak jelas, menetap, nonparalitik, dan paralitik. Sebelum abad 19 polimielitis menyebar secara mendunia, dan pada puncaknya tahun 1950. dengan ditemukannya vaksin menurunkan angka kejadian ini hingga serendah-rendahnya.

PATOFISIOLOGI
Poliovirus merupakan RNA virus yang di transmisikan memalalui rute oral-fekal, melalui konsumsi dari air yang terkontaminasi feses (kotoran manusia). Terdapat tiga jenis yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Masa inkubasi membutuhkan waktu 5 – 35 hari. Apabila virus masnuk kedalam tubuh melalui jalur makan, akan menetap dan berkembang biak di kelenjar getah bening nasofaring atau usus, dan kemudian menyebar melalui darah ke seluruh tubuh. Setelah virus masuk kedalam jaringan tubuh, virus akan mengeluarkan neurotropik yang akan merusak akhiran saraf pada otot, yang menyebabkan kelumpuhan dari organ gerak bahkan sampai otot mata.

FREKUENSI
Di Amerika Serikat tidak lagi dilaporkan adanya insidensi ini sejak tahun 1979, karena program imunisasi yang terencana dengan baik. Secara dunia insidensi sudah menurun lebih dari 99% sejak 1988. Di benua Eropa tidak terdapat suatu infeksi dalam jumlah yang besar sejak 1991. Infeksi masih didapatkan di negara-negara berkembang seperti Asia dan Afrika, sehingga program dunia untuk pemberantasan polio berpusat di benua tersebut terutama India, Pakistan, Afganistan, dan Nigeria.
Antara pria dan wanita memiliki angka insidensi yang sama. Berdasarkan usia, insidensi polio paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada setiap usia. Insidensi polio meningkat pula di kalangan penderita gangguan sistem pertahan tubuh (HIV).



MORTALITAS DAN MORBIDITAS
Angka kematian terjadi pada penderita yang berhubungan dengan adanya kelumpuhan otot, yang terus berkembang hingga terjadi kelumpuhan otot pernafasan. Walaupun 90 – 95 % kasus polio bersifat tidak bergejala, tetapi masih ada 5 – 10 % yang menimbulkan keluhan.

GEJALA KLINIS
Berdasarkan keluhan awal penderita akan mengeluh seperti adanya infeksi ringan seperti akibat flu, atau batuk. Pada kasus infeksi yang tidak jelas, keluhan disertai dengan adanay mual, muntah, nyeri perut, yang berlangsung selama kurang dari 5 hari, dan berkembang menjadi iritasi dari selaput otak. Pada paralitik osteomyelitis keluhan akan terus berkembang dari kelemahan anggota gerak sampai gangguan pernafasan. Penderita yang telah sembuh dari polio akan menimbulkan gejala sindroma postpolio berupa kelemahan dan ketidak seimbangan pada anggota gerak yang terinfeksi sebelumnya. Keluhan ini timbul dalam rentang waktu 20 – 40 tahun.

PEMERIKSAAN KLINIS
Pada kasus ringan akan ditemukan gejala berupa :
•    Demam
•    Sakit kepala
•    Mual
•    Muntah
•    Nyeri perut
•    Peradangan tenggorokan
•   

Pada kasus nonparalisis akan ditemukan gejala :
•    Kaku kuduk
•    Sakit kepala yang hebat
•    Nyeri di bagian belakang anggota gerak bawah
•    Perdangan selaput otak

Pada kasus paralisis akan ditemukan gejala :
•    Gangguan pada saraf-saraf otot pada lokasi tertentu atau menyebar
•    Gangguan fungsi otot yang tidak simetris (berbeda antara kiri-kanan)
•    Pengecilan ukuran otot (beberapa minggu)
•    Kesembuhan dapat total, sebagian atau tidak


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pasien dengan kecurigaan suatu polio dapat dilakukan pemeriksaan spesimen dari cairan cerbrospinal, feses dan lendir mukosa tenggorokan dan dilakukan kultur dari virus. Dari pemeriksaan darah dapat dilakukan pemeriksaan antibodi immunoglobulin G (IgG) akan didapatkan peningkatan hingga 4 kali angka normal. Pemeriksaan pada saat fase akut dapat dilakukan dengan pemeriksaan antibodi immunoglobulin M (IgM) yang akan didapatkan hasil yang positif.

PENCEGAHAN
Vaksin polio dibagi menjadi dua yaitu inactivated polio virus (IPV) yang diberikan secara suntikan dan attenuated polio virus (OPV) yang diberikan tetesan dibawah lidah.

IPV merupakan vaksin yang pertama tersedia secara menyeluruh pada tahun 1950an. Kelebihan dari IPV adalah berisi virus yang lemah, sehingga tidak berhubungan dengan kejadian poliomielitis akibat pemberian vaksin. Formulasi yang lebih baik adalah enhanced inactivated poliovirus vaccine (eIPV). Vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 – 12 bulan dan sebelum masuk sekolah (usia 4 tahun).


Pemberian OPV terutama sejak tahun 1960an. Immunisasi dengan cara ini menyebabkan penurunan yang signifikan pada kasus-kasus poliomielitis di dunia. Pemberian secara oral memberikan kelebihan dengan adanya pertahana tubuh terhadap virus tersebut di mukosa saluran nafas dan pencernaan. Kerugian OPV adalah dapat menyebabkan vaccine-associated paralytic poliomyelitis  (VAPP). Pemberian vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan pemberian booster setiap 4 tahun.
Varian OPV baru berupa monovalent oral poliovirus type 1 vaccine (mOPV1) diperkenalkan pertama kali di India pada bulan April 2005. Dari penelitan didapatkan bahwa varian baru ini 3 kali lebih efektif dan jauh lebih sedikit angka efek samping dibandingkan pemberian OPV pertama, sehingga menjadi rekomendasi internasional untuk menghilangkan poliovirus.

PENATALAKSANAAN
Tidak ada obat antivirus yang efektif untuk poliovirus, sehingga terapi yang utama adalah mengurangi keluhan (suportif). Antinyeri diberikan untuk keluhan nyeri kepala. Penggunaan ventilator dilakukan pada pasien dengan gangguan otot pernafasan, dan apabila diperkirakan penggunaan ventilator akan berlangsung lama dapat dilakukan tracheostomy. Terapi rehabilitasi dilakukan pada pasien dengan paralisis otot dan adanya luka akibat tekanan (dekubitus). Pemberian pencahar diperlukan karena mobilisasi yang kurang sehingga pencernaan akan terjadi gangguan dan juga pemberian diit lunak dan tinggi serat.
Terapi bedah berupa penggabungan sendi panggul diperlukan pada pasien dengan efek samping gangguan bentuk atau pengeroposan dari sendi panggul.
 
0 komentar

Menuju Shalat Sempurna

Untuk mendapatkan manfaat maksimal tentu saja tidak hanya dengan
membacanya, tapi harus benar-benar kita hafalkan, bukan?

Sudahkah shalat dengan tata cara yang benar? Pertanyaan ini hanya
bisa dijawab "Sudah", apabila kita sudah pernah melihat cara
shalat Nabi. Sebagaimana sabda Nabi: "Shalatlah anda sebagaimana
anda MELIHAT AKU SHALAT" (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).

Baca selengkapnya di ->> http://shalatsempurna.com/shalat_nabi.php
1 komentar

KELAINAN PREKANKER DAN KANKER KULIT

KELAINAN PREKANKER DAN KANKER KULIT
 
PENDAHULUAN

    Kulit merupakan organ terluas pada tubuh manusia. Memiliki fungsi sebagai pertahanan tubuh pertama terhadap lingkungan, mengeluarkan keringat, menahan penguapan cairan dari dalam tubuh, dan juga sebagai perlindungan tubuh terhadap sinar ultra violet.

    Kulit terdiri atas beberapa lapis, dimana masing-masing bagian memiliki peran masing-masing, tetapi juga setiap bagian dapat terjadi kelainan baik infeksi, tumor, kanker, atau kelainan bawaan lahir.

    Lesi pra kanker (Lesi pra ganas) adalah suatu tumor yang dalam perjalanan penyakitnya dapat berubah menjadi ganas. Pada saat ditemukan, lesi pra kanker itu bukan merupakan tumor ganas, namun jika dibiarkan sewaktu-waktu dapat menjadi ganas; kapan ia menjadi ganas, tidak diketahui. Dapat terjadi dalam waktu singkat, tapi dapat pula terjadi dalam waktu lama. Perubahan menjadi ganas diketahui bila pada lesi tersebut mengalami perubahan, seperti membesar, timbul ulkus, dan lain-lain.
  
    Kanker kulit terjadi akibat perkembangan tidak terkendali dari salah satu sel kulit akibat perubahan genetik yang disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Secara umum tumor kulit dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari sel melanosit dan yang bukan. Berdasarkan angka kejadian terdapat 3 kanker kulit yang paling sering yaitu Squamous Cell Carcinoma (SCC) , Basal Cell Carcinoma (BCC) , dan Melanoma Maligna (MM). Pembahasan dibawah terutama untuk ke tiga jenis kanker ini.
  
    Faktor resiko terjadinya keganasan kulit adalah :
•    Berkulit putih. Memiliki pigmen melanosit yang lebih sedikit sehingga sinar ultraviolet dapat menembus ke dalam kulit.
•    Bekerja di bawah sinar matahari : petani, nelayan, buruh bangunan.
•    Sering terkena zat kimia.
•    Sering terpapar radiasi (pasien dengan radioterapi berulang).
•    Kelainan genetik (riwayat keluarga dengan tumor kulit sejak kecil).
•    Luka yang lama.

LESI PRA KANKER

1.    Actinic Keratosis (solar keratosis) Lesi ini  terbentuk karena terkena sinar matahari atau ultra violet buatanberulang-ulang dan cukup lama, atau akibat radioaktif. Terjadinya lesi ini juga dipengaruhi faktor genetik, seperti rambut pirang, mata biru, lebih sering terkena.

Lokasi yang sering terkena adalah wajah, punggung tangan, dada atas, punggung, dan bibir bawah. Lesi ini dimasukkan ke dalam lesi pra kanker karena sekitar 20% akan berubah menjadi karsinoma sel skuamosa (SCC).

2.    Keratosis Radiasi (Radiation Induced Keratosis)
Keratosis pra-kanker ini terjadi akibat radiasi, pada penderita yang menjalani radioterapi.  Sekitar 20% lesi ini akan berubah menjadi keganasan; yaitu sekitar 2/3 nya menjadi BCC, sedangkan 1/3 nya menjadi SCC.

3.    Keratosis Arsenik (arsenical keratosis)
Arsenik banyak digunakan sebagai obat pembunuh hama, jamur, dan tanaman pengganggu. Paparan kronis arsenik dalam jumlah banyak akan menimbulkan suatu lesi yang keras, kekuningan, plak hiperkeratosis, terutama pada daerah telapak tangan dan telapak kaki. Jumlahnya sangat banyak, sehingga menyulitkan terapinya. Lesi ini berpotensi menjadi BCC maupun SCC.

4.    Bowen’s Disease (Squamous Cell Carcinoma in situ)
Merupakan SCC yang masih berada didalam sel yang dapat mengenai setiap daerah kulit, namun tersering pada daerah yang banyak terpapar matahari, seperti wajah, leher, dan ekstremitas. Banyak mengenai usia tua diatas 60 tahun.  Sekitar 3-5% akan menjadi SCC.

5.    Xeroderma Pigementosum
Merupakan penyakit keturunan, akibat kelainan / cacat pada DNA repair enzymes. Kelainan ini sudah ada sejak bayi, tetapi kelainan timbul pada saat usia 2 – 5 tahun, karena pada saat usia itu aktvitas anak bermain di bawah sinar matahari.  Kulit penderita mengalami kekeringan dan mudah terbakar sinar matahari. Biasanya terdapat pada daerah yang tidak tertutup oleh pakaian seperti muka, leher, dan tangan. Pada penderita ini juga terbentuk “freckles” pada daerah yang terapapar matahari. Penyakit ini merupakan risiko tinggi terkena BCC, SCC, atau melanoma maligna. Angka kematian tinggi, biasanya jarang melewati usia 7-10 tahun.

6.    Nevi (Naevi, Nevus, tahi lalat)
Sekitar 70% penderita melanoma maligna mempunyai riwayat tahi lalat pada daerah kankernya. Tahi lalat yang merupakan lesi pre kanker adalah : tahi lalat sejak lahir dengan ukuran > 2 cm, tahi lalat disertai batas yang tidak jelas atau tidak berbentuk,
berbulu dan mudah berdarah.



7.    Trauma lama pada kulit
Beberapa trauma pada kulit yang tidak di terapi secara tepat dapat menyebabkan kanker kulit, seperti luka bakar akibat (api, listrik, zat kimia), daerah kulit yang menjaditempat mengalirnya cairan/jaringan infeksi dari dalam tubuh(peradangan tulang, peradangan usus).



KANKER KULIT

Di Indonesia kanker kulit terbanyak (89,5%) adalah Basalioma (KSB) dan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS), yang kemudian dikenal sebagai golongan kanker kulit Non Melanoma, sedangkan golongan Melanoma (MM) menduduki urutan ketiga  (8,5%) dari seluruh kanker kulit.

Faktor-faktor yang berperanan dalam mekanisme karsinogenesis keganasan pada kulit  diantaranya:
•    Sinar matahari: merupakan faktor utama terjadinya kanker.  Sembilan puluh persen  kanker pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari.
•    Karsinogen: arsenik, radiasi, batubara, obat immunosupresi
•    Trauma dan inflamasi kronik : osteomielitis, dermatitis,  lupus eritematosus
•    Faktor herediter: xeroderma pigmentosum, sindroma basal cell nevus
•    Infeksi virus  HPV tipe 5,8,16,18
•    Onkogen: mutasi anti-oncogene p53



Karsinoma Sel Basal (KSB) / Basal Cell Carcinoma (BCC)

Disebut juga Basalioma, Epitelioma sel basal, hampir 90% terdapat di bagian kepala dan leher, terbanyak di muka, sekitar mata, pipi, lipatan nasolabial dan dahi. Pria lebih banyak daripada wanita, terutama di atas umur 40 tahun

Karsinoma sel basal merupakan jenis terbanyak kanker kulit non melanoma. Pada dekade 80-an, Indonesia menduduki urutan kedua dari ketiga jenis kanker kulit setelah Karsinoma sel skuamosa. Namun akhir-akhir ini  menjadi kanker kulit terbanyak.
Jenis Karsinoma sel basal tidak atau jarang sekali mengadakan penyebaran jauh. Bila ditemukan tanda-tanda metastase, maka pemeriksaan histopatologik tumor induk maupun tumor anak sebar perlu diulang untuk mencari elemen tumor ganas lainnya, biasanya

•    Tampilan Klinik

Keluhan biasanya berupa tahi lalat yang membesar atau borok yang tidak sembuh-sembuh. Usia biasanya lanjut, kecuali yang berlatar belakang xeroderma pigmentosum. Pekerjaan yang berkaitan dengan faktor etiologi yaitu sering terpapar sinar matahari lama. Proses berjalan lambat sekali, jarang sekali  metastase. Meskipun jarang bermetastase, BCC menunjukkan sifat agresif lokal yaitu  meluas dan merusak pada daerah disekitarnya. Permulaan sebagai benjolan transparan yang menyerupai mutiara, yang kemudian membesar, cekung dibagian sentral dan mengalami ulserasi (luka yang dalam) . Lokasi biasanya disekitar hidung, kelopak mata, daerah pipi, bibir dan dagu.

Terdapat beberapa variasi klinis dari tumor ini, tetapi sebagian besar (60%) berupa ulcus rodent , lesi berbentuk bergaung dimana luka yang didalam kulit lebih luas dari kerusakan kulit yang tampak di permukaan.



•    Pemeriksaan penunjang

1. Foto polos di daerah lesi untuk melihat infiltrasi, kalau perlu
    dilakukan CT-scan
2. Biopsi insisi/eksisi untuk menentukan diagnosis histopatologis

•    Terapi

Dalam penatalaksanaaan basalioma, kita harus mencapai eksisi lesi yang radikal dan rekonstruksi dengan mempertahankan fungsi yang baik. Terapi yang dianjurkan adalah :
1.    Eksisi luas dengan safety margin 0,5-1 cm, bila radikalitas tidak tercapai dilakukan radioterapi.
2.    Untuk lesi <2 cm dan tipe superfisial dapat dilakukan radioterapi.
3.    Untuk lesi rekuren, bila masih operabel dilakukan eksisi luas,  bila inoperabel dilakukan radioterapi

 Penutupan defek akibat eksisi luas dapat berupa
    - jahitan primer,
    - transplantasi kulit baik secara STSG atau FTSG
    - pembuatan flap kulit, bila radikalitas operasi tercapai

 
Karsinoma Epidermoid Kulit / Squamous Cell Carcinoma (SCC)

Karsinoma epidermoid adalah tumor ganas sel keratin epidermis. Karsinoma ini mempunyai kecenderungan untuk metastase ke kelenjar getah bening regional dan tempat jauh. Berasal dari lapisan epidermis kulit, bersifat invasive, destruktif dan dapat bermetastase jauh. Apabila dibandingkan dengan BCC, SCC memiliki kemampuan kerusakan jaringan lokal yang lebih rendah, tetapi memiliki kemampuan untuk menyebar jauh yang lebih tinggi. Karsinoma epidermoid merupakan tumor ganas kulit yang kedua paling sering pada manusia.

Insidens tertinggi pada usia 50 – 70 tahun, paling sering pada kulit berwarna di daerah tropik. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Lesi dapat timbul dari kulit normal atau dari lesi prakanker, pada orang kulit kulit putih hal ini diduga akibat rangsangan sinar ultraviolet, karsinogen kimia  (Coal tar, arsen, hidrokarbon polisiklik). Sedangkan pada kulit berwarna : predisposisi trauma, ulkus kronik, jaringan parut dan dapat pula terjadi dari fistel yang tidak sembuh-sembuh

Predileksi : kulit yang terpapar sinar matahari, membrana mukosa, lokasi terbanyak (orang kulit putih : wajah, ekstremitas atas, kulit berwarna : ekstremitas bawah badan, dapat pada bibir bawah, dorsum manus).

•    Tampilan Klinis

Didapatkan suatu lesi yang tumbuh keluar (seperti daun kol),  mudah berdarah dan pada bagian dasa dari lesi terdapat ulkus dengan bau yang khas. Selain pemeriksaan pada lesi primer, perlu diperiksa ada tidaknya metastasis regional dan tanda tanda metastasis jauh ke paru-paru, hati, dll.

•    Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi: X-foto toraks, X-foto tulang di daerah lesi,  dan CTScan/ MRI atas indikasi
2.. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi:
- Lesi <2 cm dilakukan biopsi eksisional,
- Lesi > 2 cm dilakukan biopsi insisional

•    Terapi

Dalam melaksanakan tindakan operasi pada karsinoma sel skuamosa haruslah tercapai radikalitas operasi dan rekonstruksi penutupan defek yang baik.
Dianjurkan untuk melakukan tindakan :
•    Eksisi luas dengan safety margin 1-2 cm, bila radikalitas tidak tercapai dilakukan radioterapi
•    Untuk lesi rekuren, bila masih operabel dilakukan eksisi luas, bila inoperabel dilakukan radioterapi
•    Untuk lesi yang inoperabel dapat diberikan pemberian  radioterapi pra operatif atau dilakukan operasi de bulking dilanjutkan dengan radioterapi pasca operatif.
•    Bila terdapat metastasis ke kelenjar getah bening regional,  dilakukan diseksi kelenjar getah bening regional.
•    Penutupan defek akibat eksisi luas dapat berupa penjahitan langsung atau dengan tandur kulit.


MELANOMA MALIGNA (MM)


Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal  melanosit. Disamping di kulit dapat pula terjadi pada mukosa.
Di Amerika Serikat melanoma maligna merupakan tumor nomor 6 atau 7 terbanyak.

Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia dan paling banyak pada usis 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan wanita.

Faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma antara lain : Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma sebelumnya, faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat paparan/terbakar sinar matahari ter utama pada masa anak-anak, ras kulit putih, rambut berwarna merah, mata berwarna biru, frecles/bintik-bintik kulit, tinggal di daerah tropis, psoralen sunscreen, xeroderma pigmentosum.
Melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam.

Tampilan Klinis

Keluhan dapat berupa  tahi lalat yang cepat membesar, tumbuh progresif, gatal, mudah berdarah dan disertai borok.


Tampilan fisik bisa didapatkan berupa tumor di kulit  berwarna coklat muda sampai hitam, bentuk nodul, plaque, disertai luka.
Kadang-kadang tidak berwarna ( amelanotik melanoma )
Lesi bersifat      A  (Asymetri)  : bentuk tidak teratur
        B  (Border)       : tepi tak teratur
        C  (Colour)      : warna bervariasi
        D  (Diameter)    : umumnya > 6 mm
        E  (Elevation)     : permukaan yang tidak teratur

Karena MM memiliki sifat mudah untuk menyebar, anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan juga untuk melihat penyebaran tumor ke kelenjar getah bening (benjolan di lipat sendi pada tungkai yang terkena), atau metastasis jauh ke paru-paru (keluhan sesak, batuk-batuk lama), hati (perasaan penuh ulu hati, kuning), tulang (nyeri tulang), otak (penurunan kesadaran).

Pemeriksaan penunjang

•    Radiologis : X-foto paru, USG Abdomen (hati dan KGB para Aorta para Iliaca), rontgen tulang (bila ada indikasi)
•    Sitologi : fine needle aspiration biopsi, inprint
•    Patologi :
-    Biopsi insisi (diambil sebagian) apabila tumor > 2 cm, stadium lanjut, di daerah wajah (karena anatomi sulit).
-    Biopsi eksisi (diambil secara keseluruhan) apabila tumor < 2 cm

Terapi

Primer: tindakan eksisi luas  dengan batas aman sesuai kriteria ketebalan, dan dilakukan rekonstruksi.
       Sampai dengan ketebalan 0,76 mm, safety margin 1 cm
    Antara 0,76 mm – 1,5 mm safety margin 1,5 cm
    Ketebalan > 1,5 mm safety margin 2 cm
Bila hasil biopsi safety margin tidak sesuai dengan ketebalan Breslow, harus dilakukan re-eksisi secepatnya sampai dasar (fascia).

Regional : apabila didapatkan pembesaran kelenjar getah bening, dilakukan pula pengangkatan kelenjar getah bening regional tersebut.

Terapi tambahan :    pada stadium III dapat berupa imunoterapi, radioterapi, dan kemoterapi
0 komentar

KANKER PAYUDARA

KANKER PAYUDARA
 
Pendahuluan
Bagi seorang wanita, payudara merupakan lambang kewanitaan yang sangat dibanggakan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Berbagai jenis kelainan  payudara dapat terjadi, diperlukan suatu disiplin ilmu yang baik tidak hanya mendiagnosa dengan tepat tetapi juga mengobati dengan sebaik-baiknya tanpa mengurangi aspke kosmetik.
Laki-laki dan perempuan memiliki kelenjar payudara dari perkembangan janin di dalam rahim, tetapi pada laki-laki umumnya kelenjar ini tidak berkembang dan pada wanita terjadi perkembangan hingga usia dewasa. Pada kondisi tertentu kelenjar payudara pria tidak hilang seluruhnya sehingga ketika dewasa akan terbentuk payudara yang ukurannya jauh lebih kecil, tetapi tetap memiliki kemungkinan terjadinya kelainan payudara yang tinggi.
Tumor berarti adanya suatu benda (masa) yang tidak seharusnya ada pada bagian tubuh tertentu. Masa ini bisa saja bersifat jinak (infeksi, tumor jinak) atau bersifat ganas (kanker / karsinoma). Yang terpenting adalah bagaimana memperkirakan apakah  benjolan tersebut  jinak atau ganas.
Keganasan (karsinoma) adalah suatu penyakit yang diakibatkan karena perubahan sel dalam tubuh manusia dimana terjadi pertumbuhan terus menerus dan tidak terkendali. Karsinoma mammae terjadi pada jaringan mammae, yang terdiri dari kelenjar penghasil air susu (lobul), saluran yang menghubungkan lobul- lobul bermuara ke putting, jaringan lemak, kelenjar getah bening, serta jaringan ikat. 

Epidemiologi
Kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian di Amerika. Kurang lebih 183.000 wanita didiagnosis menderita keganasan payudara setiap tahunnya dan 41.000 orang meninggal karena penyakit tersebut. Di Indonesia berdasarkan “Pathological Based Registration“ karsinoma payudara mempunyai insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% pasien yang datang berobat ke petugas kesehatan dalam stadium lanjut.
Di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung antara tahun 1989-1991, frekuensi relatifnya sebesar 12,5%, sedangkan pada tahun 1992 meningkat menjadi 17,4% dan menduduki tempat kedua setelah kanker mulut rahim. Seiring dengan meningkatnya sarana pendidikan dan informasi, diharapkan lebih banyak penderita yang berobat dalam stadium dini. 

Faktor Risiko

1.    Jenis kelamin : laki-laki kemungkian terkena 6-10 permil dari wanita
2.    Usia : jarang < 20 tahun, < 30 tahun : 2%, > 30 tahun setiap tahun usia akan mempertinggi risiko
3.    Pernah kanker : payudara sebelahnya  3-4 kali orang normal
4.    Riwayat keluarga sedarah :  terkena < 45 thn  risiko 5-6 kali, lebih tua  2 kali atau kurang
5.    Faktor endogen
Hormonal : pola menstruasi, reproduksi, faktor keluarga, adanya tumor jinak yang pernah diderita
 menarche < 10 tahun, menopause > 50 tahun
 infertilitas dan nuliparitas mempunyai kemungkinan 30-70% menderita kanker payudara bila dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak. Hamil pertama pada usia 18 tahun risiko 1/3 dari yang hamil pertama > 30 tahun
 hubungan sedarah tingkat pertama  risiko 2-3 kali lipat
 pernah mempunyai tumor jinak risiko 4 kali, risiko bertambah besar sedikitnya 30 tahun setelah terkena tumor jinak

6. Faktor eksogen : radiasi pengion, hormon estrogen, zat pewarna rambut, westernized diet
-    Radiasi : kurang dari 1% kanker payudara disebabkan prosedur radiologis. Radioterapi untuk kanker payudara meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker pada payudara kontralateral
-    Penggunaan hormon : Lipnik , dkk : penggunaan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama dan digunakan pada usia sangat muda atau bila dimakan sebelum kehamilan pertama akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Vessey : penggunaan estrogen oleh wanita pada masa perimenopause dan postmenopause sebagai replacement therapy sedikit meningkatkan risiko.
-    Diet : makanan yang digoreng, tinggi lemak meningkatkan risiko dua kali lipat

Manifestasi Klinis


-  Payudara kanan dan kri harus diperiksa : tidak simetris bentuk dan posisi kedua payudara.
-  Masa tumor  :
•    Konsistensi : keras
•    Jumlah tumor : Beberap bejolan pada satu payudara atau kedua payudara
•    Perubahan permukaan kulit yang diatasnya : kemerahan, penarikan sebagian kulit, bengkak, tampak seperti kulit jeruk (pori-pori terlihat jelas), adanya luka yang tidak sembuh bahkan meluas
•    Puting susu : tertarik, adanya krusta-krusta, keluar cairan dari puting susu bukan masa kehamilan / menyusui
•    Kelenjar getah bening : pembesaran kelenjar getah bening terutama di ketiak, dan sekitar tulang belikat.
•    Tangan pada sisi sama payudara dengan benjolan mengalamic bengkak.
•    Keluhan penyebaran tumor di organ lain :
-    Paru-paru : batuk, sesak.
-    Hati : sering terasa penuh saat makan, mual, muntah, badan menjadi kuning.
-    Tulang : nyeri-nyeri tulang.
-    Otak : penurunan kesadaran atau gangguan fungsi gerak


Pemeriksaan Penunjang
•    Ultrasonografi (USG) payudara : melihat ukuran, konsistensi dan jumlah benjolan pada payudara.
•    USG hati : melihat penyebaran tumor ke hati. 
•    Rontgen dada : melihat adanya penyebaran ke paru-paru atau selaput paru-paru
•    Sidik tulang (bone scan) (atas indikasi) : melihat penyebaran tumor ke tulang seluruh tubuh.
•    CT scan (atas indikasi)
•    Laboratorium : darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati, dan fungsi jantung.

Pengambilan sampel (contoh ) jairngan
•    Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB) : bukan merupakan gold standar
•    Core Biopsy
•    Biopsi Eksisional untuk tumor ukuran <3 cm
•    Biopsi Insisional untuk tumor :
- operable ukuran >3 cm sebelum operasi utama
- inoperable
•    Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
•    Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, c-erb B-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53.  (situasional)

Stadium Kanker Payudara & Terapi
•    Stadium O  pengangkatan tumor tanpa harus mengankat seluruh kelenjar payudara.
•    Stadium dini  operasi pengangkatan tumor saja atau seluruh payudara disertai dengan terapi tambahan kemoterapi.
•    Stadium lokal lanjut  beberapa prosedur bergantung kondisi tumor masih memungkinkan di operasi atau tidak. Operasi berupa pengangkatan seluruh kelenjar payudara. Kemoterapi diberikan dapat sebelum dan sesudah atau sesudahnya saja.
•    Stadium lanjut  Sifat terapi hanya untuk memperbaiki kualitas hidup saja, karena angka kematian yang tinggi. Terapi utama berupa kemoterapi dan radiasi. Operasi dilakukan hanya untuk menghilangkan keluhan lokal yang disebabkan oleh tumor tersebut (benjolan, luka, nyeri dsb).

Seluruh tindakan pengobatan kanker payudara sangat bergantung pada stadium dan kondisi dari tumor itu sendiri sehingga konsultasi dengan dokter penanggung jawab mutlak diperlukan.

Identifikasi Dini

Stadium kanker payudara yang rendah dapat dilakukan terapi tidak saja menghilangkan kankernya tetapi juga dapat mempertahankan kosmetik dari payudara dan memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Sehingga identifikasi dini dari keganasan payudara mutlak diperlukan, tindakan ini dapat dilakukan dengan :
•    SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) : dilaksanakan pada wanita usia subur ( mengalami haid teratur ) 1 x tiap minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir.
•    Pemeriksaan Fisik : dilakukan oleh dokter secara tepat, apabila pada pemeriksaan sendiri dicurigai adanya benjolan
•    Mamografi : dianjurkan untuk wanita usia diatas 35 tahun setiap 2 tahun.
•    Ultrasonografi : dianjurkan untuk wanita usia dibawah 35 tahun.
 
0 komentar

Puskesmas Sidamulih:

Puskesmas Sidamulih:
0 komentar
Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat
0 komentar
wawanismawan" title="Ebook islam, shalat sempurna, cara shalat nabi, shalat berjamaah di masjid, shalat khusyu, web islam, jadwal waktu shalat, artikel islami, makna bacaan dan doa salat">Ebook islam, 
sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat 
khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan
 doa solat
0 komentar
http://puskesmassidamulih.blogspot.com/2010/08/menuju-shslst-sempurna.html
0 komentar
http://shalatsempurna.com/?id=wawanismawan
0 komentar

HIPERTENSI (DARAH TINGGI)

HIPERTENSI (DARAH TINGGI)
 
Pendahuluan

Darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan yang lebih tinggi dari normal di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung udara dan nutrisi dari jantung ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Tekanan darah yang tinggi bukan berarti tingkat emosi yang tinggi, walaupun seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik mudah memiliki kecenderungan untuk mengalami hal ini.
Nilai dalam tekanan darah berupa : sistolik (angka pertama) memiliki arti tekanan jantung saat memompa darah keseluruh tubuh, diastolik (angka kedua) memiliki arti tekanan yang dialami pembuluh darah sesudah jantung memompa.
Contoh : 120  sistolik     dengan satuan milimeter air raksa (mmHg)
              80    diastolik

Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,  aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok,  konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.

Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan     pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil.
Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang.

Pembagian Hipertensi
Berdasarkan asosiasi hipertensi eropa 2003, diklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :

Katagori     Tekanan sistolik (mmHg)    Tekanan diastolik (mmHg)
Optimal     < 120    <80
Normal     <130    <85
Hipertensi
Ringan    140-159    90-99
Sedang    160-180    100-110
Berat    ≥ 180    ≥ 110

Komplikasi Hipertensi

Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah di seluruh organ tubuh manusia. Angka kematian yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan jantung.
1. Organ Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan  otot jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian.
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan penglihatan.
3. Sistem Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.

Indikasi pengobatan
Terapi mulai dilakukan pada tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg dengan tujuan optimal adalah 140/90 mmHg, karena dari hasil penelitian tidak ada perbedaan angka kematian pada pasien dengan tensi 140/90 mmHg atau lebih rendah lagi, patokan ini hanya dipergunakan tanpa adanya gangguan gula darah. Tujuan pengobatan darah tinggi pada pasien gula darah untuk mencapai tensi 130/85 mmHg, karena terdapat perbedaan harapan hidup antara tensi 154/87 mmHg dengan 144/82 mmHg pada pasien dengan gangguan gula darah (Diabetes Melitus).

Pengobatan
 Pengobatan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti mengurangi makanan berlemak (daging merah, minyak, jeroan), dan mengandung garam, meningkatkan aktivitas melalui olahraga yang teratur , menghidari rokok, alkohol dan mengurangi stress. Tetapi kondisi hipertensi harus tetap dalam pengawasan dokter sehingga pemilihan olahraga dan makanan akan lebih tepat.
 
0 komentar

DIABETES MELITUS

DIABETES MELITUS
 
Diabetes melitus (DM) merupakan  suatu kelompok penyakit metabolik dengan karateristik peningaktan gula darah yang terjadi akibat kelainan sekresi dari insulin (enzim yang dihasilkan oleh organ pankreas sebagai pengontrol utama kadar gula dalam darah). Peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemik) kronis akan berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa diabetes ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipecahkan dengan mudah membutuhkan banyak disiplin ilmu.

Secara epidemuiologik diabetes sering tidak terdeteksi dan dikatakan permulaan terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga angka kesakitan dan angka kematian tinggi pada kasus ini. Salah satu yang menyebabkan peningkatan dari kasus diabetes adalah perubahan gaya hidup akibat proses urbanisasi (perkotaan), disebutkan bahwa perubahan ini meningkatkan terjadinya kasus DM hingga 5-10 kali lipat.

DIAGNOSIS

Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar gula (glukosa) dalam darah. Terdapat perbedaan antar uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala atau tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidenifikasi mereka yang tidak bergejala, yag mempunyai risiko DM.

Pemeriksaan penyaring dilakukan pada kelompok dengan resiko DM sebagai berikut :
1.    Usia > 45 tahun.
2.    Berat badan  > 110% BB idaman ideal
(BB ideal  kg = (TB cm – 100)  – 10%(TB cm – 100). Keterangan untuk laki < 160 cm dan wanita < 150 cm tidak dikurangi 10%
3.    Hipertensi (>140/90 mmHg)
4.    Riwayat DM dalam garis keturunan
5.    Riwayat abortus berulang, melahirkan cacat atau BB lahir > 4000gr
6.    Kolesterol HDL <36 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl

Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan tiap tahun, sedangkan bagi mereka yang berusia > 45 th tanpa faktor risiko, pemeriksaan penyaring  dapat dilakukan setiap 3 tahun.

Pemeriksaan penyaring berupa pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, dan disertai tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar / gula darah 2 jam setelah makan.


PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Diagnosis klinis DM mulai dipertimbangkan apabila terdapat keluhan khas DM berupa poliuria (sering bak), polidipsia (sering merasa haus), polifagia (sering merasa lapar) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dan gangguan ereksi pada pria. Apabila didapatkan keluhan khas dan gula darah sewaktu > 200 mg/dl atau gula darah puasa > 126 mg/dl sudah cukup untuk mendiagnosa DM. Pada mereka dengan keluhan yang tidak khas DM pemeriksaan gula darah satu kali belum dapat menentukan penegakkan DM, diperlukan pemeriksaan lainnya.

KLASIFIKASI

Didapatkan dua kelompok DM berdasarkan penyebab gangguannya. DM tipe 1 merupakan DM yang timbul pada usia dini, disebaban kerusakan sel penghasil insulin akibat sistem pertahanan tubuh yang tidak tepat, memiliki sifat bergantung pada penggunaan insulin (pengobatan DM salah satunya mempergunakan obat yang memiliki sifat sama dengan insulin) untuk bertahan, tanpa penggunaan insulin akan terjadi komplikasi berat berupa ketoasidosis diabetikum.
 DM tipe 2 merupakan jenis DM yang timbul pada masa dewasa-tua, memiliki sifat tidak sepenuhnya bergantung pada penggunaan insulin, dan memiliki sifat stabil tidak terjadi komplikasi ketoasidosis diabetikum walaupun penggunaan insulin dihentikan. Klasifikasi ini terus berkembang berdasarkan etiologi dan hubungan dengan defek dari genetik seseorang.

KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Diabetes yang tidak dikelola dengan baik akan terjadi gangguan pada seluruh pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang berada didalam organ. Kondisi ini akan menyebabkan kerusakan dari organ tersebut dan menimbulkan kesakitan yang lebih berat. Komplikasi yang dapat terjadi berupa :
1.    Ketoasidosis diabetikum
Merupakan suatu kondisi berat yang diakibatkan rendahnya hormon pengontrol gula darah (insulin) dan tingginya hormon glukagon yang menyebabkan kondisi mengancam jiwa bagi penderita diabetes. Kondisi ini dicetuskan oleh adanya infeksi, gangguan jantung,  penggunaan obat golongan steroid. Kondisi ini ditandai oleh penurunan kesadaran ( cemas, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, atau pingsan), peningkatan suhu tubuh dan nadi. 
2.    Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan dapat berupa penurunan kemampuan lihat (rabun), terdapat kilatan-kilatan disertai pengurangan luas penglihatan. Gangguan ini diakibatkan kerusakan sistem saraf mata akibat kerusakan pembuluh darah sistem saraf mata.
3.    Gangguan Ginjal
Gangguan ini ditandai dengan kebocoran dari sistem filtrasi ginjal, mengakibatkan zat tidak seharusnya terbuang menjadi terbuang, dan zat yang seharusnya terbuang menjadi tidak terbuang dan mengakibatkan keracunan dalam tubuh.
4.    Penyakit pembuluh darah koroner jantung
Gangguan jantung diakibatkan oleh adanya aterosklerosis (kekakuan dan sumbatan) dari pembuluh darah koroner yang menyebabkan aliran darah otot jantung tidak lancar dan dapat mengakibatkan gangguan fungsi jantung.
5.    Penyakit pembuluh darah perifer
Kerusakan pembuluh darah tidak hanya terjadi pada organ dalam tetapi juga pada kulit, akibatnya kekuatan kulit menjadi lebih lemah, cenderung untuk terjadi luka dan kemampuan untuk memperbaiki menjadi rendah.
6.    Gangguan saraf permukaan
Sistem saraf permukaan mengalami gangguan akibat suplai darah yang tidak baik. Kondisi ini menyebabkan seorang penderita DM mudah luka karena tidak dapat merasakan apabila terdapat trauma pada ujung-ujung alat gerak.


TERAPI NON FARMAKOLOGIS

Terapi non farmakologis yang paling penting adalah perubahan gaya hidup, berupa pengontrolan asupan makanan dan peningkatan aktivitas fisik melalui latihan jasmani.

Terapi Gizi
Tujuan dari terapi gizi medis adalah untuk mencapai dan mempertahankan :
1.    kadar glukosa darah mendekati normal.
  • Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl
  • Glukosa darah  2 jam setelah makan < 180 mg/dl
  • Kadar A1c<7%
2.    Tekanan darah < 130/80 mmHg
3.    Profil Lipid :
  • Kolesterol LDL < 100 mg/dl
  • Kolesterol HDL > 40 mg/dl
  • Trigeliserida < 150 mg/dl
4.    Berat badan senormal mungkin
Terapi gizi melalui pengaturan asupan makanan perlu di konsultasikan langsung dengan petugas kesehatan, mengingat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti usia, masa pertumbuhan, gangguan sistem pencernaan, kehamilan, atau gangguan organ lainnya.

Secara kasar kebutuhan energi (kilokalori) seseorang dalam aktivitas ringan sebesar 35-45 kkal / kg BB / hari , dan kebutuhan ini dibagi menjadi :
1. Karbohidrat, sebanyak 55-65% total kebutuhan. Dimana 1 gr karbohidrat = 4 kkal
2. Protein , sebanyak 15-20% total kebutuhan. Dimana 1 gr protein = 4 kkal
3. Lemak, sebanyak 10-15 % total kebutuhan. Dimana 1 gr lemak = 9 kkal    


Terapi Jasmani

Aktivitas fisik merupakan salah satu pengobatan penting dari terapi DM. Dengan terapi fisik berdasarkan hasil penelitian akan mengurangi terjadinya gangguan kardiovaskular, meningkatkan rasa nyaman, peningkatan kemampuan sosial, tampak sehat dan pada akhirnya menurunkan angka terjadinya sakit, dan meningkatkan usia hidup.
Prinsip latihan jasmani bagi penderita DM hampir sama dengan latihan jasmani pada umumnya dimana memenuhi beberapa hal seperti : frekuensi, intensitas, durasi dan jenis.
  • Frekuensi : 3 – 5 kali / minggu
  • Intensitas : ringan dan sedang, dan berhenti apabila terasa lelah.
  • Durasi : 30 – 60 menit
  • Jenis : aerobik ( joging, berenang, sepeda). Bukan olahraga anaerobik (bulutangkis, tenis, sepakbola, voli, lari cepat)
  • Waktu : lebih baik dilakukan pagi hari

Untuk melakukan olahraga perlu diperhatikan tahapan berikut : pemanasan, latihan utama, pendinginan, dan peregangan.    
0 komentar

ASMA



 
Asma merupakan penyakit inflamasi saluran pernafasan yang bersifat kronis, dengan ditandai dengan peningkatan tahanan pada saluran pernafasan akibat oleh stimulus yang dapat berbagai macam. Manifest fisiologis berupa penyempitan dari saluran nafas dan penyembuhan sempurna setelah pengobatan, disertai gejala sesak, batuk dan mengi.

PREVALENSI DAN ETIOLOGI
Asma merupakan gangguan yang cukup sering di masyarakat dan memberikan efek sosial yang cukup besar. Angka kesakitan asma di dunia setiap saat semakin meningkat, tidak di ketahui apakah hal ini disebabkan perubahan iklim atau memang akibat peningkatan jumlah penduduk itu sendiri. Disebutkan bahwa angka kejadian asma terjadi sebanyak 4 – 5 % dari populasi. Di Amerika Serikat insidensi  asma mencapai 13,9 juta penderita rawat jalan, 2 juta penduduk yang memerlukan bantuan emergensi, dan 423.000 penderita yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Angka kejadian paling sering pada usia dibawah 10 tahun dan sisanya terjadi sebelum usia 40 tahun. Perbandingan laki dan perempuan adalah 2 : 1. Kelainan ini dipengaruhi oleh banyak faktor berupa genetik, lingkungan, pekerjaan, dan patogen.
Insidensi astma paling tinggi terjadi pada mereka dengan riwayat keluarga memiliki kelainan yang sama atau reaksi alergi lainnya baik akibat makanan, udara, ataupun debu yang terjadi terutama pada kulit. Tetapi pada sebagian kecil asma terjadi tanpa adanya riwayat keluarga dengan alergi.

PATOGENESIS
Reaksi asma disebabkan oleh akibat adanya pertahanan tubuh yang berlebihan terhadap benda asing. Apabila suatu alergen (penyebab asma) masuk ke saluran pernafasan dan melekat pada mukosa saluran nafas akan menyebabkan reaksi imunitas, dengan sel-sel darah putih seperti sel Mast, eosinofil adan limfosit. Sel-sel darah putih ini akan melepaskan zat-zat ke sekitar saluran nafas yang menyebabkan peningkatan permeabilitas dari pembuluh darah yang menyebabkan pengeluaran sel-sel darah putih yang lebih banyak disertai cairan ke jaringan yang menyebabkan bengkaknya saluran nafas. Selain itu kondisi ini diperberat oleh reaksi dari otot-otot saluran nafas yang berkontraksi menyebabkan penyempitan lebih hebat dan juga peningkatan produksi lendir di  saluran nafas. Pada kondisi yang berlangsung lama dan berulang akan menyebabkan kekakuan dari saluran nafas tersebut.
Stimulus yang dapat menyebabkan asma dibagi menjadi tujuh katagori yaitu : allergen, farmakologi, lingkungan, pekerjaan, infeksi, olahraga, dan emosi.
•    Allergen.
Sebagian stimulus asma alergen merupakan benda-benda yang dapat diterbangkan oleh angin. Ketika stimulus ini masuk ke dalam saluran pernafasan , akan segera di tangkap dan dikenali oleh sel imunitas (sel T) dan kemudian dengan adanya kerjasama dengan sel imunitas lainnya (sel B) akan menyebabkan pengeluaran antibodi (IgE) yang spesifik untuk jenis stimulus tersebut. Ketika pemaparan selanjutnya dalam jumlah yang mencukupi akan terjadi reaksi  IgE dengan stimulus, menyebabkan bekerjanya sel-sel imunitas dalam jumlah besar dengan mengeluarkan zat-zat (leukotrien) yang pada akhirnya menyebabkan asma.
Asma yang disebabkan alergen biasanya bersifat musiman, sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Allergen yang tidak musiman dapat disebabkan oleh bulu binatang, kutu, debu dan jamur. Reaksi tubuh terhadap alergen hanya beberapa menit dan menyebabkan asma tetapi mengalami perbaikan dalam beberapa saat pula, tetapi reaksi lambat terjadi pada 6 – 10 jam mendatang. Reaksi yang disebabkan oleh reaksi lambat ini menyebabkan asma yang berat. Tidak semua individu dapat mengalami atau mengetahui adanya reaksi awal asma sehingga yang dikeluhkan adalah saat reaksi lambat.
•    Farmakologi
Obat-obatan yang berhubungan dengan asma paling sering adalah aspirin, pewarna, β-adrenergic antagonist,  dan sulfat. Penggunaan aspirin dapat dikurangi reaksi alerginya dengan diberikan secara bertahap aspirin setiap hari, kondisi ini akan menyebabkan perubahan sensitifitas tubuh. Selain itu mereka yang memiliki alergi terhadap aspirin biasanya juga akan alergi terhadap sebagian obat anti-inflamasi non steroid.
Penggunaan obat β-adrenergic antagonist sebagai obat-obat vasodilator pada kasus hipertensi dan kelainan jantung atau juga pada pengobatan glaukoma terbukti meningkatkan angka kejadian asma. Penggunaan zat kimia golongan sulfat terutama pada makanan sebagai bahan pengawet juga terbukti dapat meningkatkan angka kejadian asma.
Polusi udara yang menyebabkan insidensi asma sangat bergantung pada kadar dalam udara, sehingga insidensi lebih sering pada daerah-daerah industri. Buangan industri yang dapat menyebabkan asma paling sering adalah ozone, natrium dioksida, dan sulfur dioksida.
•    Pekerjaan
Faktor yang menyebabkan asma pada pekerjaan terjadi tidak hanya pada industri tetapi juga pertanian. Berdasarkan berat agen stimulus dapat dibagi menjadi dua yaitu beban ringan dan berat. Stimulus dengan beban berat seperti debu kayu dan debu sayuran (gabah, tepung, kopi,), debu obat-obatan (antibiotik, piperazine, dan simetidin), enzim (sabun cuci pakaian) dan debu dari binatang ternak. Stimulus dengan beban ringan seperti debu logam, plastik dan bahan kimia.
Bentukan khas dari alergen yang disebabkan oleh pekerjaan berupa keluhan yang tidak selalu asma, dapat berupa pilek, batuk mulai terasa pada akhir shift bekerja, dan bertambah pada saat penderita sudah pulang dan berangsur-angsur akan mereda. Pada saat penderita tidak bekerja untuk beberapa hari, maka selama itu pula keluhan tidak didapatkan.
•    Infeksi
Infeksi pada saluran nafas juga memiliki peran besar dalam terjadinya asma. Pada anak kecil sering disebabkan oleh infeksi dari virus syncytial dan para influensa. Pada anak yang lebih dewasa asma sering disebabkan oleh virus influensa dan rhinovirus. Perkembangan virus dan bakteri pada saluran nafas akan menyebabkan pembengkakan dan mengawali penyempitan saluran nafas yang lebih hebat. Sistem yang terjadi hampir sama dengan proses asma lainnya, yaitu diawali dengan aktivitas dari sel T.
•    Olahraga
Angka kejadian asma yang disebabkan oleh olahraga terbilang tinggi dibandingkan dengan penyebab infeksi. Perbedaan pada kondisi asma ini adalah, asma tidak akan lebih berat dari sebelumnya dan hanya terjadi pada saat olahraga saja. Hal yang mempengaruhi asma ini adalah kelembaban dan kehangatan udara yang masuk ke dalam saluran nafas. Dalam melakukan olahraga yang berat dimana pernafasan cepat dengan saluran nafas yang terbuka lebar, akan mengurangi adaptasi suhu dan kelembaban udara yang masuk ke dalam sistem pernafasan dan mencetuskan terjadinya asma. Olahraga pada udara dingin sangat memprovokasi timbulnya asma, sementara dengan penghatan udara akan mengurangi keluhan ini.  Sehingga olahraga dalam udara yang hangat (dalam ruangan, menggunakan kolam hangat) lebih baik bagi penderita kelainan ini.
•    Kondisi Emosional
Kondisi emosi seseorang dapat mencetuskan terjadinya asma. Diperkirakan kondisi ini dipengaruhi adanya rangsangan sistem vagal yang menyebabkan penurunan diameter dari saluran pernafasan.

GAMBARAN KLINIS
Terdapat tiga gejala khas asma yaitu batuk, sesak dan mengi. Walaupun terkadang tidak semua gejala ada, tetapi pada saat serangan penderita akan merasa penyempitan di dada disertai batuk. Pernafasan menjadi terdengar, mengi pada saat mengambil dan mengeluarkan udara menjadi jelas, pengeluaran udara menjadi lebih lama, pasien sering merasakan pernafasan yang cepat, peningkatan kerja jantung, bahkan tekanan darah tinggi.
Pernafasan terlihat berat di mana menggunakan seluruh otot dada, dan didapatkan nadi yang paradoxal. Gejala lain yang didapatkan hanya menunjukkan bahwa penderita dalam kondisi nafas yang berat, sehingga apabila diagnosa hanya di tegakkan dengan adanya mengi, sering terlewatkan kondisi asma ini.
Akhir dari serangan asma sering ditandai dengan batuk yang menghasilkan lendir yang tebal, berserabut,  yang merupakan lendir yang berasal dari saluran pernafasan dalam. Dalam kondisi yang berat, suara mengi akan menghilang, batuk menjadi tidak efektif dan penderita akan bernafas seperti orang tenggelam. Kondisi ini menunjukkan adanya sumbatan yang hebat dari lendir, sehingga diperlukan bantuan mesin nafas, untuk menstabilkan pasien. Pada kondisi lain serangan asma dapat menyebabkan penyempitan dari paru, atau terperangkapnya udara di rongga paru atau dada.
Kondisi yang lebih jarang adalah penderita asma sering mengeluhkan batuk hilang timbul yang tidak produktif atau sesak saat aktivitas berat. Gejala akan hilang pada saat dilakukan pemeriksaan, tetapi apabila dipaksakan untuk bernafas dalam dalam beberapa waktu akan terdengar suara mengi dari sistem pernafasannya.

DIAGNOSA BANDING
Cukup mudah untuk mendiagnosa asma apabila kita melihat gejala yang timbul seperti di jelaskan sebelumnya. Diagnosa lain yang mungkin mengaburkan berupa sumbatan di saluran nafas bagian atas yang dapat disebabkan oleh adanya tumor, atau pembengkakan akibat trauma. Pasien dengan kondisi ini akan terdengar suara pernafasan yang kasar tetapi pada bagian yang tersumbat saja, tidak didapatkan mengi pada kedua paru.
Adanya mengi pada lokasi tertentu paru menunjukkan adanya sumbatan pada saluran nafas bagian akhir, yang paling sering disebabkan terhisapnya benda asing melalui mulut. Beberapa kondisi lain yang mungkin mengaburkan diagnosa asma adalah metastasis tumor ke paru, emboli paru, infeksi paru yang lama.

PENATALAKSANAAN
Menghindari penderita dari benda-benda yang dapat menyebabkan asma, dan penggunaan imunoterapi sebagai cara agar tubuh dapat beradaptasi dengan alergen tertentu mulai sering digunakan.
Penggunaan obat-obatan dengan cara menghambat kontraksi dari otot nafas dengan menggunakan β-adrenergic reseptor, metylxantin dan antikolinergik dan juga menggunakan obat yang mengurangi peradangan di saluran nafas seperti glukokortikoid, β2 agonist long acting, dan juga agar lebih baik penggunaan kombinasi kedua jenis obat.
Pada kondisi darurat penggunaan β-agonsit lebih dianjurkan diberikan dalam 20 menit melalui penguapan dan di ulang dalam 2-3 dosis.
Pengobatan untuk kondisi yang kronis bertujuan untuk mengurangi keluhan kronis terutama malam hari, mengurangi angka serangan, tidak ada batasan aktivitas, tidak mengganggu proses bekerja atau belajar, mencapai fungsi paru yang hampir normal, penggunaan obat yang semakin berkurang, dan efek samping obat yang lebih jarang. Pengobatan ini perlu di diskusikan dengan dokter keluarga, sehingga pengobatan akan lebih baik dan efektif.


ANGKA KEMATIAN DAN KESAKITAN
 Angka kematian akibat asma sangat jarang. Prognosis penderita asma pun baik, karena serangan biasanya terjadi pada usia dini dan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia. Angka kejadian asma terus meningkat dari tahun ke tahun terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi rokok di masyarakat. ``
 
0 komentar
http://shalatsempurna.com/?id=wawanismawan
0 komentar

MENUJU SHALAT SEMPURNA

Minggu, 22 Agustus 2010

Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat
0 komentar
Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat
0 komentar
Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat
0 komentar

Gara-Gara Rebutan Cowok Cewek Berkelahi Sambil Telanjang Gara-Gara Rebutan Cowok

Gara-Gara Rebutan Cowok

Cewek Berkelahi Sambil Telanjang Gara-Gara Rebutan Cowok

FotoDua cewek perempuan tiba-tiba membuat kehebohan di depan sebuah kafe di Darwin, Australia. Keduanya berkelahi, salah satunya adu jotos dalam kondisi telanjang.
Tentu saja insiden baku pukul itu menjadi tontonan seru bagi puluhan orang yang sedang bersantap sarapan.
Beberapa saksi mengatakan, perempuan yang berkelahi itu melepaskan pakaiannya dan langsung menyerang lawannya dengan sebuah pukulan bak petinju profesional.
"Kejadian tersebut memang amat mengejutkan," ungkap seorang warga seperti dikutip Northern Territory News, Jumat (20/8/2010).
Tidak hanya memulai berkelahi, perempuan yang telanjang itu kemudian dengan santai berbaring sambil merokok, di depan kafe ternama di Fannie Bay ini. Anak-anak yang berada di sekitar lokasi perkelahian pun langsung dibawa masuk oleh orang tuanya ke dalam kafe, agar tidak dapat melihat pemandangan vulgar tersebut.
Selang beberapa lama kemudian, polisi pun tiba di lokasi tempat kafe itu berada. Mereka pun membawa wanita telanjang pergi dari wilayah publik itu. Tidak jelas apakah perempuan tersebut dalam keadaan mabuk saat baku hantam. Diduga dua cewek cantik ini berkelahi memperebutkan pacar.
0 komentar

Hujan Katak

Hujan Ikan Di Jepang, Hujan katak di jepang hem.. bener ga ya? tapi tadi melakukan pencarian di google ternyata memang benar :) karena ngajari belum pernah menuliskan hal2 aneh seperti ini ya jadi pingin nulis deh :) Hujan katak di Jepang ini merupakan fenomena aneh dan unik, kalau biasa hujan itu air yang ini berupa hewan aneh seperti katak atau ikan. sebenarnya kejadiah hujan katak, hujan ular, hujan tikus atau hujan darah memang pernah terjadi, tapi di waktu lalu, atau berita lama. untuk hujan katak di jepan kira2 bulan juni 2009 kemarin. Misteri Hujan katak di jepang, Hujan Ikan di jepang

Hujan Hewan yang menyerupai katak ini mempunyai panjang sekitar 5 cm, sejauh ini belum ada penjelasan tentang kejadian aneh dan unik ini. Seperti diberitakan di dahulu, pada tahun 1578, hujan tikus kuning besar berjatuhan dari langit di atas Bergen, Norwegia. kemudian pada Januari 1877, prestisius ilmuwan Amerika mencatat adanya hujan ular yang ukurannya mencapai 20 inci di Memphis, Tennessee.

Pada Februari 1877, serpihan benda berwarna kuning berjatuhan di Penchloch, Jerman. Benda tersebut dilaporkan memiliki ukuran tebal, beraroma dan melesat seperti anak panah, bijih kopi serta bulatan cakram. juga pada pada Desember 1974, hujan telur rebus terjadi selama beberapa hari pada sebuah sekolah dasar di Berkshire, Inggris.

Pada 2007, hujan anak katak terjadi di Alicante, Spanyol dan hujan laba-laba turun di Cerro San Bernardo, Salta, Argentina. Seorang pembaca Epoch Times telah mengambil foto dari peristiwa tersebut. Pada 1969, hujan darah dan daging terjadi di sebagian besar wilayah Brasil. dan pada 1989, boneka kayu dengan kepala terbakar atau terpotong jatuh dari langit di atas kota Las Pilas, Cantabria. Pada 31 Juli 2008, hujan darah (laporan yang telah ditetapkan berdasarkan analisa laboratorium) di kota Choco, Kolumbia.

Hujan Ikan di Australia, Ikan tersebut yang diyakini sebagai jenis ikan kecil putih bernama Spangled Perch, yang umumnya terdapat di Australia bagian utara. Menurut Balmer, ikan itu masih hidup ketika berjatuhan. Penduduk desa Yoro, Honduras, telah terbiasa mempersiapkan wadah seperti ember dan baskom untuk menadah hujan ikan yang turun dari langit setiap tahun antara bulan Mei dan Juli.

Beberapa penduduk dari Lajamanu, Maningrida dan Hermannsburg telah mengungkapkan pengalaman mereka tentang hujan ikan tersebut kepada Northern Trreitory News. Salah satu dari mereka mengatakan, ketika ia masih kanak-kanak, sejumlah temannya pergi memancing di sebuah oval (lapangan sepak bola Australia) saat terjadi hujan ikan.

Meskipun tidak ada kasus lain sebagai siklus dan terjadi berulang-ulang seperti di Yoro, hujan hewan air, amfibi dan lainnya yang lebih aneh telah terjadi di wilayah lain.

Staf senior Biro Meteorologi Australia, Ashley Patterson seperti dikutip Northern Territory News, mencoba menjelaskan terjadinya hujan ikan di Australia. Teorinya tidak jauh berbeda dari sejumlah ilmuwan yang meyakini bahwa ikan kemungkinan disedot ke awan oleh twister, waterspout atau tornado, yang dibawa oleh awan, kemudian jatuh seperti hujan.
0 komentar

Ketorolac

Rabu, 18 Agustus 2010

Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Benzoyl-2,3-dihydro-1 H-pyrrolizine-1-carboxylic acid dan 2 amino 2(hydroxymethyl)1,3 propanediol (1:1)
- Sifat Fisikokimia : Berbentuk kristal putih (off-white) Kelarutan dalam alkohol 3mg/mL pada suhu 23ºC Kelarutan dalam air lebih dari 500mg/mL pada suhu 23ºC pKa dalam air 3,54 Larutan berwarna jernih kekuningan
- Keterangan : -

Golongan/Kelas Terapi
Anti Inflamasi Non Steroid

Nama Dagang
- Carpuject Inj - Parenteral - Remopain Inj - Rolac Inj
- Rolac Inj - Scelto Inj - Toradol Inj - Torasic Inj
- Torpain Inj - Trolac Inj - Toradol

Indikasi

Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi.

Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Parenteral : (IV/IM)

Dosis tunggal :

Dewasa : 30-60mg,

Lansia dan dewasa dengan BB<50 kg: I5-30mg, dapat dilanjutkan dengan oral Anak-anak usia 2-16thn : 0,5-1mg/Kg BB, max. 15-30mg. Dgn kerusakan hati/ginjal dosis diturunkan 50% Dosis terbagi : 30mg setiap 6 jam, max.120mg/hari Lansia dan dewasa BB < 50Kg 15mg setiap 6 jam, max. 60mg/hari Dgn kerusakan hati/ginjal dosis diturunkan 50% Oral : Ketorolac oral hanya digunakan sebagai terapi lanjutan dari ketorolac parenteral. Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap 4-6jam), meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama pemakaian terapi kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari Farmakologi Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat. Efek pada darah : Menghambat proses agregasi platelet & dapat memperpanjang waktu pendarahan. Konsentrasi tromboxan B2 serum ? Stabilitas Penyimpanan Penyimpanan : Sediaan oral & parenteral sebaiknya disimpan pada suhu 15-30°C terlindung dari cahaya. Sediaan tablet harus dikemas dalam wadah yg rapat terhindar dari lembab. Sediaan parenteral jika terkena cahaya timbul endapan. Sediaan parenteral daluarsa 2 tahun sejak tanggal produksi. Kontraindikasi Tidak diindikasikan untuk : Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang parah Pasien yg alergi terhadap golongan salisilat Penderita polip, asma, hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau kronik Pasien dengan penyakit tukak lambung aktif Pasien yg sedang menggunakan obat gol. AINS Pasien anak di bawah usia 2 tahun Pasien hamil trimester ke-3 Pasien menyusui (atau hentikan menyusui) Efek Samping Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis. Gastro Intestin : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung & saluran pembuangan Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan, hematoma gatal, berkeringat, Reaksi sensitifitas : Syok anafilaksis Ginjal, elektrolit & efek genitourinari : Kerusakan fungsi ginjal pada pemberian jangka panjang (2-3%) Efek pada hati : Kenaikan konsentrasi SGOT & SGPT dalam serum Efek ke Jantung & saluran darah : (4% dari pemberian IV) hipertensi, hipotensi, pembengkakan. Efek pada darah : meningkatkan risiko pendarahan, trombositopenia, Efek pada mata & telinga : Gangguan penglihatan & pendengaran Sindrom Stevens-Johnson Interaksi - Dengan Obat Lain : Obat satu golongan (AINS) : Meningkatkan konsentrasi plasma sehingga meningkatkan efek samping (kumulatif/akumulasi) Obat antikoagulan & antitrombosis : Meningkatkan risiko pendarahan Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal. Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium di ginjal. Probenesid : Meningkatkan toksisitas Ketorolac. Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga kemungkinan dapat meningkatkan efek samping - Dengan Makanan : Makanan menunda dan menurunkan konsentrasi puncak plasma, tetapi absorpsi total tidak terpengaruh Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) & kontraksi uterus. - Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui. - Terhadap Anak-anak : Belum ada studi ttg keamanan & efikasi penggunaan ketorolak pada pasien anak dibawah 2 thn. Oleh karena itu tidak direkomendasikan penggunaannya untuk anak di bawah usia 2 thn. - Terhadap Hasil Laboratorium : - Parameter Monitoring Fungsi ginjal (serum kreatinin) & fungsi hati (SGOT-SGPT) Bentuk Sediaan Tablet Salut Film 10 mg Parenteral IM/IV : 15 mg/ml & 30 mg/ml (Ampul) IM : 30 mg/ml (Ampul) Peringatan Pasien lansia : Pasien dengan riwayat pendarahan lambung sebelumnya Pasien yg menerima dosis obat > 90mg/hari

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin tinggi), gangguan fungsi hati & jantung

Pasien yg sedang menggunakan obat diuretik, kortikosteroid, anti-koagulan

Pasien hemofili Pasien dewasa dengan BB<50Kg dosis harus diturunkan 50%

Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan

Pasien sedang menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Ketorolac dosis harus diturunkan 50%

Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan

Pasien sedang menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Ketorolac

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Obat oral diminum setelah makan untuk mengurangi efek iritasi langsung pada lambung

Mekanisme Aksi

Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-3

Monitoring Penggunaan Obat

Munculnya efek samping adanya pendarahan lambung Kadar SGOT-SGPT Kadar serum kreatinin

Daftar Pustaka

AHFS Drug Information 2005

Martindale, 34 th edition
 

java scrip